Wednesday, October 19, 2016


Dewi Uzza, Latta, dan Manat merupakan tiga dewi serangkai yang disembah oleh masyarakat Arab pra-Islam. Merek dipuja dari wilayah Nabatean Petra hingga ke wilayah timur Saba, Iran, Palmyra. Ketiga dewi ini cukup populer di masa penyebaran Islam di Mekah. Orang Quraisy Mekkah juga meyakini mereka merupakan puteri-puteri Allah. Al-Uzza “Yang Perkasa” merupakan Sosok dewi yang paling dihormati oleh bangsa Arab pra-Islam, dia adalah dewi fajar dan bintang pagi, Venus. Dia memiliki kuil suci di Petra dan merupakan dewi penguasa wilayah itu. Isaac dari Antiokhia (penulis abad 5 M) menyebutnya dengan Beltis (Sang Dewi) dan Kaukabta “sang Bintang”. Dia juga menulis para wanita biasanya melakukan ritual puja bagi Uzza dari atas atap, bentuk umum pemujaan dewi bintang. St, Epiphanius (4 M) menyebutnya Ibu Dusares, dewa gunung, selain itu dia juga dijuluki Chaami atau Chalmous “perawan suci”. Dia dikaitkan dengan pohon Akasia dan juga memiliki tempat suci di Nakhla. Al-uzza memiliki banyak kemiripan dengan Ishtar dan Astarte, yang juga merupakan dewi fajar dan bintang pagi. Selain itu, Uzza juga sering dipadankan dengan dewi Aphrodite dan Urania. Penyebutan kata Al-Uzza paling tua ditemukan dalam tablet di Dedab, Ibu Kota kerajaan Lihyanite, pada awal abad ke 3 atau 4 M. Dia diangkat menjadi dewi Petra bersama dengan Dushara, dimana dia diberikan peran seperti Isis, Tyche, dan Aphrodite. Menurut Kitab Al-Asnam, Bangsa Arab mendirikan sebuah kuil untuk AL-Uzza, Buss, disana orang-orang akan berdatangan untuk menanyakan nasib dan ramalan. Dia juga merupakan dewi tertinggi kaum Quraisy Mekkah yang sering mengadakan korban besar-besaran untuknya.

AL-Lat (Latta), merupakan singkatan dari kata al-Illahat, “sang Dewi” disebut oleh Herodotus dengan Alilat, dan dipadankan dengan Aphrodite. Terkadang dia dipadankan dengan Athena dan dijuluki “ibu dari para dewa” atau “yang paling agung”. Al-Latta merupakan dewi musim semi, kesuburan, dan Bumi. Matahari merupakan salah satu aspek dari dewi Al-lat. Dia memiliki tempat suci di Taif, sebelah timur Mekkah, dan dikenal dari Arabia hingga ke Iran. Simbolnya merupakan bulat sabit, kalung emas. Sebagai dewi kesuburan, dia sering dilukiskan memegang tangkai gandum. Dari sumber-sumber yang lebih tua, Al-Latta merupakan nama lain dari Dewi Dunia Bawah Mesopotamia, Ereshkigal yang dipuja di Karthagia dengan nama Allatu. Bangsa Nabatea dan Tyche juga menyembah dewi ini dan memadankannya dengan Athena Yunani dan Minerva Romawi. Menurut Wellhauses, bangsa Nabatea meyakini Allata sebagai ibu dari Hubal. Bangsa Asyur menyebutnya dengan Myllita dan bangsa Persia dengan Mithra. Selain itu, dewi ini juga dikaitkan dengan dewi India Mitra. Kesamaannya bisa dilihat dari jejak kesamaan linguistik, Mitra pada mulanya disebut dengan al-mitra, allatu, dengan artikel Arab al-. Dewa-dewi Persia dan India semuanya dikembangkan dari sosok dew Prot-Indo-Iran kuno Mitra. Menurut Herodotus, bangsa Arab kuno hanya percaya pada dua sosok Ilahiah. Dionysus dan Aprhodite Urania. Mereka menyebut Dionysus Orotalt dan Aphrodite Alilat.

Masyarakat Arab pra-Islam mempercayai Manat sebagai dewi takdir. Para pengikutnya berdoa pada Manat untuk menurut hujan dan memberikan kemenangan perang. Dia kemungkinan berkaitan dengan dewi Mesopotamia Ishtar, yang juga memiliki julukan Menitu/Menutu. Bangsa Nabatea petra menyebutnya Manawat dan menyamakannya dengan dewi Nemesis, dan menganggapnya sebagai istri Hubal. Kata Manat berasal dari bahasa Arab maniya “takdir, kehancuran, ajal, kematian. Dia merupakan dewi Arab yang paling tua dan kultusnya telah ada jauh sebelum Al-uzzal dan Al-latta. Kultusnya berkembang pesat di wilayah Arabia kuno. Dia disembah dengan wujud batu hitam di Quidad. Dia juga berkaitan dengan adanya tradisi ziarah suci, karena beragam suku-suku arab berdatangan menuju tempat sucinya. Namanya pertama kali muncul dalam tablet Nabatea. Dia juga merupakan dewi kematian sering dilukiskan menunggu roh-roh orang mati dimakamnya menawarkan cawan kematian. Dia digambarkan dengan sosok wanita tua memegang cawan, dan di bawah gaunnya tertera simbol M-n-t. Bulan sabit tampak dikepalanya sebagai simbol kematian.


2 comments:

Pengunjung Blog

Komentar Terbaru

My Blog Rank

SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Advertisement

Translate

Popular Posts

Visitors

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Followers