Wednesday, May 28, 2014

Araby
(1914)
Oleh: James Joyce
 
Jalan North Richmond adalah jalan buntu yang sangat lengang kecuali pada jam-jam murid-murid sebuah sekolah di sana selesai belajar untuk hari itu. Sebuah rumah bertingkat dua yang tidak ditempati berdiri di ujung jalan, terpisah dari rumah-rumah lain di sekitarnya. Rumah-rumah lain yang berpenghuni berdiri berhadapan di sepanjang jalan.

Rumah yang akan kami tempati sebelumnya dihuni oleh seorang pendeta yang ditemukan meninggal dunia di ruang tamu belakang. Karena lama tertutup, udara pengap memenuhi rumah itu ketika aku memasukinya, dan kertas-kertas usang berserakan di ruangan kosong di belakang dapur. Di antara serakan kertas-kertas usang tersebut, aku menemukan beberapa buku yang masih bersampul utuh dengan halaman yang terlipat-lipat dan lembab. Di sampul buku-buku tertera judul: The Abbot, oleh Walter Scott, The Devout Communicant dan The Memoirs of Vidocaq. Aku menyukai buku yang terakhir karena sampulnya masih berwarna kekuningan. Di belakang rumah itu, ada kebun tak terawat yang ditumbuhi oleh pohon apel dan semak belukar di mana aku menemukan pompa berkarat milik pendeta tersebut. Pada masa hidupnya, pria itu sangatlah dermawan; dalam warisannya ia memberikan seluruh uangnya kepada yayasan dan menyerahkan seluruh perabotan rumahnya kepada saudarinya.

Ketika musim dingin, siang-siang menjadi lebih pendek dari biasanya dimana temaram senja telah muncul sebelum kami menghabiskan santapan makan malam. Kesuraman senja telah meliputi rumah-rumah di sana ketika kami bertemu di jalan. Langit di atas kami berubah menjadi berwarna jingga serta cahaya temaram bersinar redup dari lampu jalanan. Udara dingin terasa menusuk tulang, tapi kami tetap bermain di luar rumah hingga badan berkeringat. Teriakan lantang suara kami bergema di jalanan yang kini sepi. Terkadang kami bermain kejar-kejaran menuju jalan setapak berlumpur gelap di belakang rumah, dimana kami berlari di antara jajaran gubuk kumuh menuju pintu belakang kebun yang tak terbengkalai. Di situ kami mencium bau menyengat dari lubang asap. Dari kebun itu, kami terus bermain kejar-kejaran berlari ke arah kandang kuda yang juga berbau busuk. Di kandang itu, kami mendapati seorang kusir tengah menghaluskan dan menyisir rambut kudanya, sesekali terdengar bunyi irama dari ember yang dipukul. Ketika kami kembali ke jalan besar, cahaya lampu-lampu memancar dari jendela dapur menerangi jalan. Jika pamanku terlihat berjalan di bengkolan jalan itu, kami akan bersembunyi darinya hingga dia menghilang masuk ke dalam rumah. Atau jika kakak perempuan Mangan muncul di tangga rumah memanggil adiknya untuk menikmati secangkir teh, kami akan menyaksikan perempuan itu di tempat kami bersembunyi memandang sekeliling dan turun ke jalan. Kami akan menunggu apakah dia akan tetap di luar rumah atau masuk ke dalam. Jika dia tetap berdiri di luar rumah, kami akan keluar dari persembunyian dan pergi menemuinya di tangga rumah. Sosoknya yang tengah menunggu kedatangan kami tercetak oleh cahaya lampu yang berasal dari pintu yang setengah terbuka. Adiknya selalu bergurau dengan perempuan itu sebelum dia melakukan perintah kakaknya. Ketika dia berjalan pakaianya berayun seiring dengan gerakan badannya, dan rambut tergerainya juga ikut bergoyang.

Setiap pagi aku berbaring di lantai serambi depan rumahku sambil memperhatikan pintu rumah perempuan tersebut. Supaya tidak ketahuan, aku hanya menyibak tirai jendela selebar satu inci. Jika aku melihatnya muncul di tangga rumah, hatiku berdegup kencang. Akupun berlari menuju ruang depan, mengambilku buku, dan berjalan mengikutinya. Aku memperhatikan sosok tubuh perempuan itu ketika aku berjalan di belakangnya. Saat kami hampir berpapasan, aku mempercepat langkahku dan mendahuluinya dengan acuh. Ini terjadi setiap pagi. Aku tak pernah berbicara dengannya selain dari berbasa-basi, namun namanya seperti panggilan yang mengalir di darahku.

Bayang dirinya selalu menemaniku bahkan di tempat tersuram sekalipun. Pada suatu malam Sabtu, aku menemani bibiku pergi ke pasar sambil  menjinjing beberapa bungkus parsel yang disuruhnya. Kami berjalan menyibak jalanan yang ramai dan gaduh serta riuh oleh pria mabuk yang  berjalan sempoyongan dan wanita-wanita tengah  berbelanja. Di tengah kata-kata kasar para buruh pasar, terdengar suara siulan lagu pujian  dari seorang pelayan toko di dekat tong tempat daging babi dan suara sengau para pengamen yang menyanyikan lagu came all you dan sebuah lagu balada bercerita tentang malapetaka di daerah kami. Semua keributan itu menyatu dan memberikan sebuah perasaan tersendiri bagiku: Aku membayangkan diriku tengah mengusung piala kemenangan di tengah kerumunan musuh-musuhku. Nama perempuan itu terujar begitu saja dari bibirku seperti lantunan doa dan pujian yang aku sendiri tidak mengerti apa artinya. Air mata berlinang di pipiku (aku tak tahu apa sebabnya) dan saat itu aku merasa genangan rasa di hatiku seolah meluap menenggelamkan relung jiwaku. Aku tidak begitu peduli dengan apa yang akan terjadi. Aku tidak tahu apakah aku akan mengatakan ini padanya atau tidak,  jika aku mengatakannya pada dirinya, bagaimana aku akan menggambarkan kekaguman yang membingungkanku ini. Akan tetapi tubuhku seperti sebuah harpa dan kata serta bahasa tubuhnya adalah jemari yang menari-nari memetik dawai harpa itu.

Suatu malam aku pergi ke ruang tamu belakang tempat pendeta itu di temukan meninggal dunia.  Suara hujan yang turun dengan sangat lebat malam itu  memenuhi rumah sehingga tidak suara lain yang terdengar. Dari retakan salah satu jendela aku mendengar air hujan menghempas bumi, tetesan air hujan tak putus-putusnya turun di atas tanah berumput. Cahaya lampu dari kejauhan dan jendela bersinar redup di bawahku. Aku merasa senang bisa melihat cahaya temaram nan redup tersebut. Semua rasaku seolah ingin melepaskan apa yang telah menyelubunginya, dan merasa bahwa aku akan pergi melayang darinya. Aku mengatupkan kedua telapak tanganmu sambil berbisik : O love! O love! berulangkali.
Akhirnya dia berbicara kepadaku. Ketika dia mengucapkan kata-kata pertamanya kepadaku, aku sangat kebingungan sehingga aku tidak tahu harus jawab apa. Dia bertanya apakah aku akan pergi ke Araby. Aku lupa apakah aku mengiyakan atau menidakkannya. Araby merupakan bazar yang sangat mengagumkna; dia mengatakan dia ingin pergi ke bazar itu tapi tidak bisa.

“Kenapa kau tak bisa pergi?” tanyaku.

Dia menjawab sambil memutar-mutar gelang perak yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia bilang dia tak bisa pergi karena pada minggu itu dia harus mengasingkan diri beribadah bersama jemaatnya. Aku sendirian di anak tangga itu karena adiknya sebfan memperebutkan sebuah topi bersama dengan dua bocah lainnya. Dia berpegang pada salah satu pagar tangga sambil membungkukkan kepalanya kepadaku. Cahaya lampu yang memanjar dari pintu di seberang kami terhalang jenjangan lehernya yang putih, menerangi bagian belakang rambut dan tanganya di atas tangga itu. Batasan berwarna putih roknya tampak jelas terkena cahaya lampu.

“Sebaiknya kau pergi ke bazar itu”, ujarnya.
“Jika aku kesana, Aku akan membelikanmu sesuatu”, jawabku.

Pikiran-pikiran konyol selalu membayangiku ketika terbangun maupun tertidur setelah malam itu. Aku berharap bisa menghapuskan hari-hari penantian membosankan menuju bazar itu. Aku malas mengerjakan tugas sekolahku. Di kamarku siang dan malam, raut wajahnya selalu muncul di antara lembaran buku-buku yang aku balik dan baca. Suku kata Araby terngiang-ngiang dalam kediaman diriku dimana jiwaku merasakan kenikmatan dan merapalkan mantra dunia timur menjerat diriku. Aku minta izin untuk pergi ke Bazar pada Sabtu malam. Bibiku terkejut dan mengatakan dia berharap bahwa bazar itu tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Freemason. Aku menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guruku dalam kelas. Aku memperhatikan raut wajah guruku berubah dari ramah menjadi menyerngit; dia ingin aku tidak bermenung-menung di kelas. Aku tak bisa berkonsentrasi dengan pikiranku yang melanglang kemana-mana. Aku tidak memiliki kesabaran dengan hal-hal yang serius; karena sekarang hal yang serius itu ada di antara aku dan keinginanku, itu tampak seperti permainan anak-anak  bagiku, permainan anak-anak yang buruk dan membosankan.

Pada pagi hari Sabtu, aku mengingatkan pamanku keinginanku untuk pergi ke bazar itu pada malam harinya. Sambil berkomat-kamit di gantungan baju mencari topi bulunya, dia memberengut menjawabku:

“Iya, paman sudah tahu.”

Karena pamanku berada di ruangan itu, aku tak bisa pergi ke serambi depan dan berbaring malas-malasan di jendela. Aku merasa campur aduk di rumah itu dan berangkat menuju sekolah dengan langkah tergontai. Cuaca buruk menemaniku berjalan ke sekolah dan aku merasa sesuatu yang tidak beres akan terjadi padaku.

Pamanku belum pulang, ketika waktu makan malam. Menurutku, waktu bazar itu masih lama. Aku duduk gelisah sambil sesekali melihat jam dinding yang detikan jarumnya membuatku jengkel. Akupun pergi meninggalkan rangan itu. Aku mendaki tangga dan naik ke bagian atas rumah itu. Bagian atas rumah yang tinggi, dingin, kosong dan suram itu membuatku merasa sedikit lapang, aku berjalan leluasa sambil menyanyi dari ruangan ke ruangan lain. Dari jendela depan, aku melihat teman-temanku tengah bermain di jalan di bawahku. Teriakan mereka yang tak jelas samar-samar terdengar olehku. Menempelkan keningku ke kaca jendela, aku melihat ke arah rumah tempat perempuan itu tinggal yang kini tampak gelap. Mungkin aku telah berada di ruangan itu selama sejam tanpa menampak apa-apa selain sesosok perempuan berbaju cokelat yang dihasilkan oleh imajinasiku.

Ketika aku turun ke bawah, aku mendapati Mrs Mercer sedang duduk berdiang di depan perapian. Dia adalah wanita tua yang cerewet, seorang janda pemilik rumah gadai yang mempunyai hobi mengumpulkan perangko karena dia beranggapan itu bagus. Aku harus menahan diriku mendengar gosip di meja makan. Kami makan malam lebih dari satu jam tapi pamanku masih belum pulang juga. Mrs Mercer bersiap-siap pulang ke rumahnya dia minta maaf dia tidak bisa lama-lama karena udara malam tidak bagus untuk kesehatannya. Setelah dia pergi, aku berjalan mondar-mandir di ruangan tersebut sambil mengepal-ngepalkan tinjuku.

“Aku saran kau tak usah ke bazar itu karena ini adalah malam natal.”

Tepat jam sembilan malam, aku mendengar pamanku membuka kunci pintu di ruangan depan. Aku mendengarnya berbicara sendiri dan gantungan baju bergoyang ketika pamanku menaruh mantelnya. Aku bisa menafsirkan apa maksud semua itu. Ketika paman tengah makan malam, aku meminta uang kepadanya untuk pergi ke bazar. Dia lupa.

“Orang-orang telah tidur” , jawabnya.

Wajahku murung kecut. Bibiku berbicara padanya dengan agak emosi:

“Tak bisakah kau langsung memberinya uang agar dia bisa pergi ke bazar itu? kau membuatnya lama menunggu.”

Pamanku sangat menyesal karena dia lupa rencanaku mau pergi. Dia bilang memang benar kata pepatah “bekerja terus menerus akan membuat Jack linglung.” Dia bertanya aku mau pergi kemana, ketika aku mengatakan kepadanya untuk kedua kalinya, dia menanyakan padaku apakah aku tahu puisi The Arab’s Farewell to his Steed. Dia membacakan bait pembuka puisi itu, ketika aku keluar dari dapur.

Aku menggenggam erat uang dua belas sen di tanganku ketika aku menyusuri jalan Buckingham menuju stasiun. Pemandangan jalanan dihiasi oleh kerumunan pedagang jalanan dan pembelinya serta bersinar terang mengingatkanku tujuan dari perjalananku. Aku duduk di gerbong kelas tiga kereta yang tersisa malam itu. Setelah melalui hari yang melelahkan, kereta itu berangkat dengan perlahan. Kereta itu tampak menjalar diantara reruntuhan rumah-rumah dan sungai yang berkelok-kelok. Di Stasiun Westland Row, aku melihat kerumunan orang berdesakan di pintu kereta tetapi seorang petugas kereta mengatakan pada mereka itu khusus untuk kereta bazar. Aku tetap sendirian di kereta yang kosong itu. Beberapa menit berselang, keretaku berhenti di sebelah sebuah peron kayu yang diperbaiki. Aku melangkah menuju jalanan dan melihat jam di tanganku yang menunjukkan jam sepuluh lewat sepuluh menit. Di depanku berdiri sebuah gedung besar yang memapangkan sebuah nama ajaib, Araby.

Aku tak memiliki uang enam puluh sen untuk membeli karcis. Karena takut bazarnya akan segera tutup, aku melangkah tergesa-gesa di antara pintu pagar pembatas, memberikan satu shilling untuk seorang pengemis yang tampak menyedihkan. Aku mendapati diriku berada di sebuah aula besar, setengah tinggi dindingnya dipersiapkan untuk sebuah galeri. Aku mengenali keheningan itu, keheningan seperti di gereja setelah pelayanan diberikan.  Aku berjalan ke tengah bazar itu dengan takut-takut. Aku melihat beberapa orang berkumpul di stan yang masih dibuka. Di depan sebuah tirai, dimana tertulis Café Chantant dengan cahaya lampu, dua orang pria tampak sedang menghitung uang di atas sebuah nampan. Aku mendengar suara uang-uang receh itu bergemericing di nampan.

Ingat akan kesulitan yang telah aku lalui untuk sampai di sini, aku pergi menuju salah satu stan dan melihat-lihat vas porselen dan teko serta cangkir teh bermotif bunga. Di pintu stan, seorang perempuan berbicara dan bercanda dengan dua orang pemuda. Aku mengenali aksen Inggris mereka dan mendengarkan pembicaraan mereka dengan tidak jelas.

“Aku tak pernah berkata begitu!”

“Kau memang mengatkannya!”

“Tidak!”

“Bukankah dia berkata begitu!”

“Iya aku mendengarnya.”

“O, ada pembeli!”

Memperhatikanku, perempuan itu datang kepadaku dan bertanya apa aku mau membeli sesuatu. Nada suaranya tidak menyemangati; tampaknya dia berbicara padaku karena terpaksa oleh tugasnya sebagai seorang pelayan. Aku menatap merendah ke arah sebuah guci ang berdiri seperti seorang penjaga pada pintu masuk stan yang gelap dan berkata pelan:

“Tidak, terima kasih.”

Perempuan itu merubah posisi salah satu vas dan kembali ke dua pemuda tadi membicarakan hal yang sama dengan sebelumnya. Sesekali perempuan itu melirik ke arahku melalui bahunya.

Aku diam berdiri di depan stannya, mesti aku tahu sia-sia aku berada di situ, hanya membuat ketertarikanku pada barangnya tampak jelas. Kemudian aku berbalik perlahan dan berjalan ke tengah-tengah bazar. Aku memasukkan kembali uang dua senku ke dalam sakuku yang berisi uang sejumlaj enam sen. Aku mendengar sebuah suara memanggil dari salau satu ujung galeri kemudian cahaya lampu dipadamkan.

    Sambil menatap kegelapan, aku melihat diriku seperti seorang makhluk dipermainkan dan dicemooh oleh kesia-siaan dunia. Mataku membara oleh kesedihan mendalam dalam serta kemarahan.
Alih bahasa oleh : Rendi Afriadi

Tuesday, May 27, 2014



Ring my bell, ring my bells
Bangkitkan hasratku, bangkitkan hasratku
Ring my bell, ring my bells
Bangkitkan hasratku, bangkitkan hasratku

Ring my bell, ring my bells
Bangkitkan hasratku, bangkitkan hasratku
Ring my bell, ring my bells
Bangkitkan hasratku, bangkitkan hasratku

Sometimes you love it, sometimes you don’t
Terkadang kau menyukainya, terkadang tidak
Sometimes you need it then you dont and you let go
Terkadang kau membutuhkannya, terkadang kau mencampakannya
Sometimes we rush it, sometimes we fall
Terkadang kita mengejarnya, terkadang kita terjatuh karenanya
It doesnt matter baby we can take it real slow
Tak masalah kita bisa memperlambatnya
Cause the way that we touch is something that we cant deny
Karena ku tak bisa menyangkal nikmatnya sentuhanmu
And the way that you move oh, you make me feel alive
Dan caramu menggerakan tubuhmu membuatku serasa hidup
Now come on
Sekarang ayo


Ring my bell, ring my bells
Bangkitkan hasratku, bangkitkan hasratku
Ring my bell, ring my bells
Bangkitkan hasratku, bangkitkan hasratku

You try to hide it, I know you do
Kau berusaha menyembunyikannya, aku tahu itu
When all you really want is me to come and get you
Yang kau inginkan adalah aku akan datang dan mendapatkanmu
You move in closer, I feel you breathe
Kau menghampiriku, aku merasa hembusan nafasmu
Its like the world just disappears when you're around me, oh
Seolah dunia menghilang ketika kau ada bersamaku

I say you want, I say you need
Aku tahu kau ingin, aku tahu kau butuh
I can tell by your face you love the way it turns me on
Raut mukamu beritahuku kau suka caramu menggairahkanku
I say you want, I say you need
Aku tahu kau ingin, aku tahu kau butuh


I will do all the things that I would never do, you're wrong
Aku akan lakukan semua yang belum pernah ku lakukan, kau keliru
Cause the way that we love is something that we cant fight, oh no
Karena kita bisa taklukkan cara kita menyinta, oh tidak
I just cant get enough, oh you make me feel alive
Aku hanya tidak bisa menahannya lagi, kau buatku serasa hidup
So come on


                                                                         maka ayolah


Put your flags up in the sky (put them in the sky)
Kibarkan benderamu ke angkasa (kibarkan ke angkasa)
And wave them side to side (side to side)
Kibarkan benderamu secara serentak (serentak)
Show the world where you're from
Tunjukkan pada dunia asalmu darimana
(show them where you're from)
(Tunjukkan pada dunia asalmu darimana)
Show the world we are one (one love, life)
Tunjukkan pada dunia kita semua satu (satu cinta, satu asa)


Ole ole ole ola
Ole ole ole ola
Ole ole ole ola
Ole ole ole ola
When the going gets tough
the tough get going
Berusaha bekerja keras bersama
One love, one life, one world
Satu cinta, satu asa, satu dunia
One fight, whole world, one night, one place
Satu usaha, seluruh dunia, satu waktu, satu tempat
Brazil, everybody put your flags
Brazil, semuanya kibarkan benderamu
in the sky and do what you feel
Di angkasa dan lakukan apa yang kau suka

It's your world, my world, our world today
Ini duniamu, duniaku, dan dunia kita bersama
And we invite the whole world, whole world to play
Kita undang seluruh dunia, undang seluruh dunia bermain bersama
It's your world, my world, our world today
Ini duniaku, duniaku, dan dunia kita bersama
And we invite the whole world, whole world to play
Kita undang seluruh dunia, undang seluruh dunia bermain bersama

Es mi mundo, tu mundo, el mundo de nosotros
Ini duniaku, duniamu, dan dunia kita bersama
Invitamos a todo el mundo a jugar con nosotros
Kita undang seluruh dunia bermain bersama

Put your flags up in the sky (put them in the sky)
Kibarkan benderamu ke angkasa (kibarkan ke angkasa)
And wave them side to side (side to side)
Kibarkan benderamu secara serentak (serentak)
Show the world where you're from
Tunjukkan pada dunia asalmu darimana
(show them where you're from)
(Tunjukkan pada dunia asalmu darimana)
Show the world we are one (one love, life)
Tunjukkan pada dunia kita semua satu (satu cinta, satu asa)

Ole ole ole ola
Ole ole ole ola
Ole ole ole ola
Ole ole ole ola

One night watch the world unite
Saat ini saksikan dunia bersatu padu
Two sides, one fight and a million eyes
Dua kubu, satu pertandingan dan sejuta mata menyaksikan
Full heart's gonna work so hard
Niat yang kuat akan berusaha kuat pula
Shoot, fall, the stars
Tendang, tersungkur, saksikan para bintang
Fists raised up towards the sky
Mengepalkan tinju mengarah angkasa
Tonight watch the world unite, world unite, world unite
Kini saksikan dunia bersatu padu, dunia bersatu padu, bersatu padu
For the fight, fight, fight, one night
Bertanding, bertanding, bertanding, malam ini
Watch the world unite
Saksikan dunia bersatu padu
Two sides, one fight and a million eyes
Dua kubu, satu pertandingan dan sejuta mata menyaksikan

Hey, hey, hey, força força come and sing with me
Hey, hey, hey, mari semuanya kemari dan menyanyi bersama
Hey, hey, hey, allez allez come shout it out with me
Hey, hey, hey, mari semuanya kemari dan menyanyi bersama
Hey, hey, hey, come on now
Hey hey hey, mari bersama
Hey, hey, hey, come on now
Hey hey hey, mari bersama
Hey, hey, hey, hey, hey
 

Put your flags up in the sky (put them in the sky)
Kibarkan benderamu ke angkasa (kibarkan ke angkasa)
And wave them side to side (side to side)
Kibarkan benderamu secara serentak (serentak)
Show the world where you're from
Tunjukkan pada dunia asalmu darimana
(show them where you're from)
(Tunjukkan pada dunia asalmu darimana)
Show the world we are one (one love, life)
Tunjukkan pada dunia kita semua satu (satu cinta, satu asa)
Ole ole ole ola
Ole ole ole ola
Ole ole ole ola
Ole ole ole ola
Claudia Leitte, obrigado
Claudia Leitte, terima kasih

É meu, é seu
Milikku, milikmu
Hoje é tudo nosso
Hari ini milik kita
Quando chamo o mundo inteiro pra jogar é pra mostrar que eu posso
Aku ku tunjukkan pada dunia apa yang ku bisa
Torcer, chorar, sorrir, gritar
Semangat, bersorak, tersenyum dan bergembiralah
Não importa o resultado, vamos extravasar
Tak peduli hasilnya kita tetap riang bersama
Put your flags up in the sky (put them in the sky)
Kibarkan benderamu ke angkasa (kibarkan ke angkasa)
And wave them side to side (side to side)
Kibarkan benderamu secara serentak (serentak)
Show the world where you're from
Tunjukkan pada dunia asalmu darimana
(show them where you're from)
(Tunjukkan pada dunia asalmu darimana)
Show the world we are one (one love, life)
Tunjukkan pada dunia kita semua satu (satu cinta, satu asa)
Ole ole ole ola
Ole ole ole ola
Ole ole ole ola
Ole ole ole ola

Pan  (Yunani)

Pan, putera hermes dengan seorang nymph Arkadia, adalah salah seorang makhluk gaib dari dunia kuno, dewa hutan dan padang rumput, pemandu peternak dan pengembala yang membalasanya dengan susu, madu, dan daging lembu. Dia dikenali dengan wujud seperti fawn (manusia kambing), berkulit kemerah-merahan, janggut tanduk dan tungkainya yang menyerupai kambing. Dia membawa tongkat melengkung khas pengembala dan suka memainkan sulingnya. Pan berhubungan erat dengan mitos tentang Satyr, siluman kambing yang haus seks dan suka melakukan orgi. 


Windigo (Kanada)

Windigo adalah spesies musiman pemakan manusia yang tinggal di daerah sub-arktik. Makhluk ini ditakuti di malam-malam musim dingin ketika makanan tinggal semakin langka dan sedikit. Windigo menggunakan batang pohon sebagai sepatu salju dan bisa menjangkau jarak yang cukup jauh dengan hanya satu langkah. Telanjang dan berbadan kurus, windigo bersembunyi di antara pohon-pohon di hutan utara Kanada menunggu manusia untuk dimangsa. Windigo mempunyai teriakan yang bisa melumpuhkan mangsanya.


Kuru-Pira (Brazil)


Kuru-Pira, makhluk pelindung suku Desaba, juga dikenal dengan sebutan Boraro karena tangisan khususnya dan mata merahnya yang bersinar bara api serta taringnya yang seperti macan.  Dia berbadan tinggi, berwujud manusia dengan bulu dadanya yang lebat dan alat kelaminnya yang besar. Dia tidak memiliki lutut sehingga dia sulit untuk berduri ketika ia terjatuh. Kuru-Pira bisa dikenali langsung dengan kakinya yang terbalik, tumitnya berada di depan sementara jari kakinya ada di belakang.


Ravana (India)


Ravana, raja dari Rakshasa, memiliki sepuluh kepaka, dua puluh tangan, dan mata tajam yang membara. Ravana dapat berubah wujud menjadi apapun yang dia inginkan, menjadi batu yang beragam, menjadi mayat, menjadi asap dll. Ravana bisa menghancurkan gunung dengan dua tangannya tanpa senjata dan bisa membuat badai di lautan. Dia terkenal dengan perannya dalam epos Ramayana bertarung dengan Rama.


Eloko (Zaire)


Eloko adalah kurcaci pemakan manusia yang tinggal di lubagn-lubang pohon di hutan lebat Zaire. Eloko tidak memiliki bulu tapi memiliki kulit yang dilapisi rumput yang tumbuh di wajah dan sekujur tubuhnya; pakaianya terbuat dari dedaunan. Eloko memiliki mata seperti api. Mereka memiliki moncong panjang dan jari berkuku runcing, meskipun mereka kecil, rahang mereka dapat melebar hingga bisa menelan manusia.


Kayeri (Amerika Selatan)


Kayeri adalah spesies  gaib dalam cerita suku Cuiva, paling suka muncul saat musim-musim hujan dan di tempat-tempat yang sedikit sinar matahari. Dia menggunakan topi hijau, terkadang kuning, ketika dalam wujud manusia biasanya ia berwujud seorang pria berbadan tinggi dan kuat. Dikatan dia memiliki dua orang istri. Kayeri tinggal di gua bawah tanah yang dalam dan muncul ke permukaan daratam melalui lubang-lubang yang dibuat semut. Kayeri hanya memakan sapi.


Leshi (Rusia)


Leshi adalah spesies gaib pelindung hutan. Dia sering muncul dengan wujud seorang pria berbadan tinggi memiliki rambut lebat yang digerai dari kepala hingga ke kakinya. Terkadang ia juga berubah wujud menjadi beruang, burung, tapi umumnya menjadi serigala, terkadang ia berubah wujud menjadi seorang teman bahkan sebuah jamur. Ketika Leshi muncul berwujud manusia, dia selalu memakai sepatu secara terbalik, dan matanya berkilau.


Dodo (Ghana)


Dodo adalah spesies gaib jantan yang suka merampok dalam cerita suku Hausa. Dia bersembunyi di pohon-pohon menunggu manusia-manusia yang tersesat di hutan. Dia bisa berubah menjadi wujud apapun, tapi lebih sering berwujud ular atau binatang yang memiliki penciuman tajam. Dia selalu lapar akan daging manusia.


Shedim (Yahudi)


Shedim adalah iblis berbulu dan bertanduk dalam mitologi Yahudi. Dikatakan dalam Talmud, mereka makan dan minum seperti manusia dan memiliki wujud juga seperti manusia, dan tapi dengan lidah panjang dan mulut lebar. Shedim dalam Bibel disebut sebagai ruh jahat yang menghuni hutan dan tempat-tempat tak berpenghuni.


Kitsune (Jepang)


Kistsune adalah siluman rubah yang suka merasuki dan berubah wujud jadi manusia. Faktanya, Kitsune jarang terlihat dengan wujud aslinya, tapi sering muncul dalam wujud seorang gadis cantik. Diceritakan Kitsune suka memotong rambut wanita secara diam-diam di malam hari untuk berubah wujud menjadi wanita itu.


Tiamat (Babilonia)

Tiamat, berasal dari epic penciptaan Babilonia, adalah dewi laut yang melahirkan segalanya. Dia dilukiskan dengan wujud seekor naga, bersayap. Wujudnya juga digambarkan lebih menyerupai naga daripada Iblis. Namun dia memiliki peran penting dalam penciptaan alam semesta menurut  mitologi Babilonia.
Mermaid (Global)

Mermaid merupakan sejenis wanita yang suka menimbulkan malapetaka bagi pelaut. Mahkhluk ini umumnya menghuni lautan meskipun terkadang dilaporkan bahwa mereka juga pernah terlihat di danau. Diceritakan oleh seorang pelaut di masa lalu, “Mermaid adalah binatang penghuni lautan menyerupai ikan yang tubuh bagian atasnya berwujud seorang wanita cantik.”  Mermaid memiliki rambut panjang berkilauan tergerai di dadanya. Makhluk ini dipercayai mempunyai suara yang khusus dan suka menyanyikan lagu untuk memikat para pelaut.
Merman (Global)

Merman, spesies jantan dari Mermaid, memiliki kekuatan yang sangat kuat dan memiliki mata tampak seolah-olah berlubang. Serupa dengan Mermaid, Merman juga memiliki wujud yang merupakan campuran dari Ikan dan manusia. Dia sangat memiliki birahi yang sangat kuat terhadap wanita manusia dan suka menculik wanita yang dia inginkan serta menyembunyikannya sehingga muncul sebuah pepatah, “Tak boleh seorang wanita pergi ke laut tanpa didampingi oleh suaminya. Diceritakan bahwa Merman menyimpan ruh-ruh para pelaut yang tenggelam dalm sebuah pot di istana bawah airnya di dasar laut, sungai, atau danau.
Kappa (Jepang)

Kappa adalah amfibi gaib penghisap jiwa yang biasanya tinggal di rawa-rawa paya, tapi dia suka berenang di sungai, danau, atau telaga. Kappa memiliki ukuran seperti seorang anak berusia sepuluh tahun. Dia memiliki tangan dan kaki yang berselaput dan sebuah cangkang kura-kura yang menutupi punggungnya serta hidung yang panjang. Kappa suka menarik korbannya ke dalam air lalu menghisap jiwa mereka. Biasanya, Kappa menghisap jiwa korban mereka lewat Anus. Dikatakan juga bahwa dia sangat menyukai hati manusia.
Rusalka (Rusia)

Rusalka adalah amfibi gaib yang cantik menghuni danau atau sungai. Dia sering terlihat pada malam terang bulan. Rusalka merupakan ratu bawah air dari Rusia yang memiliki istana di kedalaman dasar sungai atau danau. Dia memiliki wujud seperti Mermaid tapi bisa berubah wujud menjadi binatang air lainnya. Dia suka merenangi sungai-sungai dan danau serta memikat anak-anak dengan keranjang makanan yang dia bawa. Selain itu, dia juga suka memikat para pemuda dengan kecantikan wajahnya. Akan tetapi, dia dikutuk untuk selalu sendiri. Pasangannya akan mati tenggelam atau akan mati karena gelitikannya.
Munuane (Amerika Selatan)

Munuane adalalah siluman penjaga ikan yang memiliki rambut kelabu dan gigi ompong dengan mata ada di lututnya. Dia selalu bepergian menggunakan rakit. Dia membawa busur dengan hanya satu anak panah karena panahannya tak pernah meleset dari korbannya. Dia memiliki tubuh yang sangat besar dan agak lamban tapi dia memiliki kemampuan untuk memikat manusia. Munuane dianggap oleh suku Sikuani sebagai penguasa ikan dan akan muncul di tempat dimana terdapat banyak ikan.
Wahwee (Australia)

Wahwee adalah amfibi gaib penghuni air dalam berasal dari tradisi suku Aborigin. Dia memiliki kepala katak, ekor panjang, dan tiga kaki di tiap bagian tubuhnya dengan tingginya yang mencapai tiga puluh tiga kaki. Wahwee biasanya akan keluar mencari makanan setelah manusia tertidur dimana dia akan mengendap-endap ke ladang atau peternakan mencari makanan. Dia juga memakan binatang perumput seperti Koala, Kanguru, Wallaby dan Kombat.
Madame White (China) 

    Madame White adalah siluman jahat mematikan dalam cerita Tao yang sering muncul dengan wujud seorang wanita cantik berpakaian putih. Dia selalu ditemani oleh dayang-dayangya yang berpakain serba hijau. Wujud cantiknya hanyalah sebagai samaran dan ketika sedang tertekan, dia akan kembali ke wujud aslinya seekor piton putih. Sementara dayang-dayangnya adalah ikan biru.
Kelpie (Skotlandia)

Kelpie , juga dikenal sebagai Each-uisg, adalah amfibi jantan gaib yang bisa ditemukan di dalam dan sekitaran Loch Ness. Kelpi digambarkan sebagai seekor kuda air berwarna hitam atau coklat, yang bisa berubah wujud menjadi seorang manusia. Kelpie memiliki kulit serupa dengan lem. Setelah menarik korbannya naik ke punggungnya, dia akan segera terjun ke dalam air melarikan korbannya ke dasar danau.
Nixie (Teutonic)

Nixie adalah siluman wanita air tawar. Seperti mermaid, dia memiliki wujud campuran antara ikan dan manusia tapi dia memiliki warna tubuh yang serba hijau baik kulit, eambut, dan giginya. Dia sering ditemukan di kolam penggilingan. Berbeda dengan Mermaid, Nixie selalu tinggal di dekat manusia dan berinteraksi dengan mereka.
Tikoloshe (Afrika Selatan)

    Tikoloshe adalah siluman sungai dalam tradisi sukku Xhosa. Tikoloshe terkenal akan nafsu seksnya yang besar, dan sering mencari korban wanita-wanita di desa. Dikatakan bahwa Tikolo suka membantu wanita dan meminta balasan kepada mereka dengan bersetubuh dengannya. Seperti siluman lainnya, Tikoloshe dapat bergabung dengan kumpulan manusia dengan berubah wujud. Dia sering muncul dalam wujud pria tampan dan menggoda sehingga banyak wanita yang tertarik kepadanya. Akan tetapi jika wanita tidak terpengaruh olehnya, dia akan kembali ke wujud silumannya yang mengerikan.

Monday, May 26, 2014


Sebelum langit yang tinggi diberi nama,  sebelum hamparan bumi diciptakan, dan Arapel, kegelapan berkabut; dan kekacauan dan ketidakteraturan adalah yang pertama sekali ada, Baad, angin yang berhembus. Arapel bercampur menyatu padu dengan Baad. Dan Baad memunculkan Ruach, dan Ruach melayang-layang di permukaan samudera.
Percampuran mereka menghasilkan Teshuqah, Nafsu dan Baad tidak mengetahui apa yang telah dia lakukan.
Dan bumi dijadikan dari debu pasir; dengan lumpur berair bumi dibentuk; dan darinya muncul semua benih penciptaan.
Kemudian diciptakan makhluk-makhluk yang tak bertubuh, yang paling pertama kali diciptakan. Masa-masa berlalu, kemudian Zaphanism, penjaga langit,  diciptakan, dan mereka dijadikan dengan wujud seperti telur.
Kemudian Arapel, kegelapan berkabut, melebur menjadi terang, cahaya terang langit, dan laut serta daratan menjadi panas. Lalu muncullah angin, mengarak awan, dan ada banyak buncahan air di langit. Datanglah angin timur dan angin selatan dan mereka berkumpul ditengah-tengah langit. Kemudian juga hadir angin barat dan angin timur.
Kemudian Kol-Piakha, angin langit, pergi berhembus ke Bahu, gurun pasir, istrinya dan bersetubuh dengannya.
Tahun-tahun semakin panjang, lalu Ulmo, hitungan waktu, dan Kadmon, tempat matahari terbit, tercipta.
Lama berselang, Qen dan Qenat, awal mula, tercipta.
Hari-hari semakin panjang, lalu muncullah Ur, api,  putera Qen, dan Ec, bara,  putera mereka dan Lehobah, nyala api.
Pada masa mereka lahirlah El’abu, Aliyan yang agung, dan instrinya Berith, leluhur para dewa.
Dan dari mereka lahirlah Shamuma, langit,  yang agung, paling menawan, dan dilimpahi keunggulan, dia adalah yang paling agunng di antara mereka semua. Dan juga dilahirkan saudarinya, Artzu, bumi, yang mulia, dan mereka bersama dalam berpadu rangkulan mereka. Dan muncullah Guruma dan Tahmatu mereka adalah satu.
Dan tidak ada ladang yang dijadikan, tak ada rawa paya yang dinampakkan; ketika para dewa belum lahir, dan tercipta dan tak ada yang memiliki nama, dan semuanya berada dalam  keadaan mula-mulanya; lalu lahirlah para dewa dalam laut samudera dan langit surga. Waktu bertambah, lalu lahirlah El, dewa agung El, dan Bethel juga Anat. Shammuna, yang membenci anak-anaknya, mengutus puteri-puterinya kepada El dan menyuruh mereka untuk membunuhnya. Kemudian mereka berangkat, Asyera dan Rahmay. Tapi El, mengambil mereka sebagai Istrinya, dan melalui merek anak-anak El dilahirkan. Putera-puteri mereka berjumlah sangat banyak, perkumpula ilahiah, tujuh puluh putera dan puteri El. Para dewa dijadikan, dalam bilik bilik kelahiran mereka dilahirkan. Bagi El dan Asyera, Rahim Samudera, untuk El dan Elat terlahirlah para dewa. Dan bagi para dewa lahir pula anak-anak mereka, sehingga mereka berjumlah sangat banyak.
Waktu-waktu berlalu, lalu muncullah Dagon, tumbuh di bumi kegelapan; dan Kothar, terampil dalam segala pekerjaan dan rapalan mantra, dan Mot, yang jahat; dan Shaddai, Sang Gunung; dan Astarte, bintang pagi; dan Yam, penguasa samudera dalam; dan Reseph, dewa api; dan Anat sang dewi perang; dan Allani, puteri suci; mereka semua sangat perkasa, dew-dewa yang berkuasa. Dari mereka lahirlah Mishar, Sang Hakim, dan Zeduq, yang menemukan garam; dan dari Mishar lahir Nebo, Sang Penulis.
Kemudian El menguasai langit, dan Asyera menguasai bumi, dan Perawan Allani menguasai dunia bawah. Atas nasihat, Anat, karena perkataan Nebo; karena perkataan para dewa El membuar sebuah sabit dan tombak besi, dan memberikannya kepada Shamuma bapanya, dan mengusirnya dari kerajaannya. El memberikan seorang selir kepada Dagon dan melahirkan seorang putera untuk Dagon. Mereka menamainya Hadad, pahlawan sejak lahir, dia mulia dan kuasa, dan hatinya selalu dipenuhi keriangan.
Kemudian Shamuma, bapa para dewa, berperang melawan El, merencangkan kejahatan melawan puteranya. El bertarung dengan bapanya, dia menggenggam tangannya dan menyerang mematahkannya, agar darah yang mengalir dari lukanya menetes ke telaga samudera dalam. Di atas ketinggiannya, para dewa menjadikan kediaman mereka, di langitnya para dewa berdiam, dan bersidang di balairungnya.
Ketika Tahamatu mendengar kekalahan Shamam, dia murka dan menangis sejadi-jadinya, memikirkan kejahatn di dalam hatinya. Dia terus menangis tanpa henti siang dan malam agar semua dewa diliputi rasa takut. Yam maju melawannya, tapi berpaling dan kabur darinya. El maju melawannya, tapi juga berpaling dan kabur darinya. Kemudian Hadad pemberani maju melawannya, Baal yang agung berangkay dengan kereta gunturnya. Dia menemukannya, menyerangnya dan menghitamkan wajahnya dengan tangannya.
Dan para dewa menjadikan cakrawala di tengah-tengah samudera, mereka memisahkan air yang di atas cakrawala itu dari air yang ada di bawahnya, menyatakan langit dan bumi sebagai milik mereka. Atas perintah El, seluruh air samudera di bawah berkumpul dan beranjak dari puncak gunung, lalu muncullah daratan kering.
Kepada Astarte lahir delapan orang puteri, kepadanya malhir Kathirat, Qudshu dan Chesed. Dan dari Reseph lahir Qabirim, yang membuat kapal dan mengerti mantra-mantra penyembuhan. Dia mengambil dari Kathirat seorang dewi dan melahirkan Eshmun putera kedelapan Resheph. Mereka juga melahirkan putera-putera yang sangat tinggi dan besar, orang-orang terkenal, raksasa, yang bernama Zapan, Lubnaan, Hermon, dan Martu.
Kemudian El memutuskan nasib Anak di persidangan para dewa. Dengan nasihat Nebo dia melemparkannya ke dalam jurang dalam dan menguburnya di dalam perut bumi. Pada waktu itu, putera-putera Qabirim mengumpulkan rakit dan membuat kapal, dan berlayar; dan terdampar dekat gunung Zaphan, mendirikan kuil di sana.
El membuat tempat tinggal untuk para dewa; bintang,citra mereka sebagai bintang-bintang zodiak yang ia tetapkan. Shapash ia suruh bersinar terang sebagi pelita siang, Yarikh ia jadikan pelita malam. Kemudian bintang-bintang, Kakabuma agung, ia tempatkan di cakrawala sebagai tanda dan pemberi tanda. Masa-masa ia tetapkan, dan musim-musim, dan seluruh bulan akan bersinar sesuai dengan serunai Yarikh. Dan dia menjadikan hari-hari, dan menetapkan kesucian hari ke tujuh, hari ketujuh hari untuk beristirahat.
Kemudian para dewa menjadikan laut dan darat mengeluarkan segala jenis binatang, ternak, binatang liar, dan segala yang melata; dan mereka menempatkan mereka di taman suci, taman di timur. Bumi menghasilkan tanaman, semak belukar, dan pohon-pohon, dan mereka dijadikan makanan bagi makhluk hidup.
Dan El mengambil tanah liat, debu dari bumi, dan menjadikan manusia dengan citra para dewa. Kedalam paru-parunya ia tiupkan nafas, mereka dihidupkan dan ditempatkan di taman timur.


Manat
 

Manat merupakan dewi takdir. Bangsa Yunani mengenalnya dengan sebuatan Nemesis. Dia disembah oleh suku Nabatea di wilayah mereka yang membentang di sebelah selatan Judea. Penyembahan terhadap Manat berlansung hingga kedatangan Islam. Pada tahun 630 M kuilnya dihancurkan dalam serangan dari Sa’d bin Zaid al-Asshalli. Kira-kira ketika penaklukkan kota Mekah oleh nabi Muhammad. Dia merupakan puteri dari El.
Iedud
 

Iedud adalah putera tungga El, Dewa Bapa. Cerita tentang Iedud sangat mirip dengan cerita mengenai Yesus. Tradisi seorang putera dikorbankan oleh Bapaknya merupakan tema umu dalam mitologi bangsa semit, contohnya Ibrahim dan Isak, El dan Shaddai. Pada kenyataanya, Iedud juga merupakan Yesus yang merupakan Tuhan yangpaling banyak disembah di era modern ini. Namun, dalam mitologi Kanaan peran Iedud sangatlah penting karena pengorbanannya menyelamatkan dunia.
Baalat
 

Baalat adalah pelindung kota Byblos, dan dewi kebijaksanaan dan pengetahuan. Beberapa julukannya adalah, Dewi Biblos, Sang Permaisuri, Kekasih Hathor. Dia disembah di Funisia. Pada akhirnya,  penyembahan terhadapnya digantikan dengan kultus kepada Dewi Mesir Hathor. Dia memiliki kuil suci di Gubla. Dia kebanyakan digambarkan mengenakan gaun Mesir.
Dagon
 

Dagon adalah dewa gandum dan dewa kesuburan. Julukanya adalah Penguasa Gandum. Dagon merupakan dewa semitik barat yang disembah oleh bangsa Kanaan dan Funisia. Pemujaan terhadapnya berakhir sekitar tahun 150 SM. Dagon disembah di Funisia, dan kultusnya berpusat di Mari, Gaza, dan Asdod. Dagon memilik perang yang sangat penting dalam mitologi Kanaan. Dia adalah ayah dari Dewa Baal.
Astarte
 

Astarte adalah dewi kesuburan. Julukannya adalah, Dewi Langit, Ashtart-Nama-Baal, Yang Kuat, Sang Ladang. Dia dipuja oleh bangsa Funisia sekitar tahun 1500 SM hingga 200 SM. Kultus terhadap Astarte berpusat dibeberapa tempat seperti Tyre, Sidon, Byblos, Askalon, Kartagia, Kition, Sisilia, dan Malto. Astarte memainkan perang yang penting dalam mitologi Kanaan.
Adonai
 

Adonai adalah dewa kesuburan dan dewa pertanian. Dia dijuluki dewa yang muda, tampan, dan musim semi. Nama Yunaninya adalah Adonis. Dia merupakan dewa semitik barat yang dipuja di Funisia. Dia disembah sekitaran tahun 200 SM hingga 400 M. Pemujaan terhadapnya sekitar tahun-tahun pertama invasi suku Jermanik ke Romawi. Kultusnya berpusat di Berytus dan Aphaca. Adonai dewa yang sangat terkenal dan penting dalm mitologi Kanaan.
Rahmaya
 

Rahmaya adalah dewa penyembuhan dan perawatan. Dia dijuluki yang pengasih. Rahmaya disembah di Funisia dan melahirkan dewa kembae Shachar dan Shalem.
Betylus
 

Betylus adalah dewa pelindung. Julukannya adalah Bait Tuhan, dan Penyokong Israel. Baelus merupakan dewa semitik barat yang di sembah di Funisia. Dia disembah selama era Neo-Babilonia 626 SM sampai 539 SM. Dia merupakan saudara El.
Asyerah
 

Asyera adalah Ratu para dewa. Dia merupakan dewi semitik barat yang sembah di Funisia sejak zaman purbakala hingga sekitaran 400 M. Asyera juga dewi bumi bangsa Kanaan, dijuluki pencipta para dewa. Dewa El, merupakan saudara dan suaminya.
El
 

El adalah raja para dewa Kanaan.  Dia disembah di Funisia dari tahun 2500 SM hingga 700 SM. Asyera merupakan istrinya. Ketika dia muda, EL pergi ke laut dan bertemu dengan Asyera. Dia memanggangkan untuknya burung dan menanyakan padanya apakah dia ingin menjadi istri atau puterinya. Dia memilih menjadi istrinya.  Dia berdiam di Hulu Dua Sungai di puncak gunung Lel. El adalah putera dari Langit dan Bumi. Langit dan Bumi merupakan anak dari Elyon ‘Yang Maha Tinggi’. El adalah saudara Bethel, Dagon, dan Adonai, Dewi Asyera dan Baalat.
Nikkal
 
Nikkal merupakan dewi sesembahan bangsa Ugarit, Kanaan, dan nantinya Funisia. Dia adalah dewi buah-buahan, yang namanya berarti “Dewi Agung Penguasa Buah”. Nikkal terkadang juga disebutkan sebagai puteri Dagon dari Tukkul, yang, juga seperti Nikkal merupakan Dewa kesuburan dan pertanian, khususnya Dewa gandum. Padananya pada bangsa Sumeria adalah dwei Ningal. Suaminya adalah Jerah, Dewa bulan, yang menyebabkan embun berjatuhan pada malam mataharu dan menyirami buah-buahannya agar mereka bisa tumbuh subur.
Jerah
 
    Jerah adalah dewa bulan. Dia juga dijuluki ‘Penerang Gemintang, ‘Pelita Langit’ dan ‘Penguasa sabit.’ Julukan terakhir ini kemungkinan berasal dari penampakan bulan sabit. Ejaan nama lainya adalah Yarikh, Jarah, Jorah, dan Yarkhibol di Funisia. Jerah adalah ayah darih Kotharat dan patron kota Qart-Abilim. Dia juga dikenal sebagai penyedia embun malam dan menikahi dewi Nikkal, tetesan embunnya menyebabkan buah-buahannya berbunga di gurun. Kota Jericho berasal dari namanya.
Marah


Marah adalah dewi air bangsa Kanaan. Dia merupakan puteri dari Ibu agung Athirat, dewi laut, dan saudari kembar dari Anat, dewi perang.
Anat


Anat adalah dewi asmara dan dewi perang. Dia juga dikenal dengan julukan puteri gunung, perawan Anat, dan permaisuri langit. Namanya juga dikenal dengan Antah dan Antit. Dia umumnya dipuja diderah Israel utara, Lebanon, Syria, dan Mesir. Kultus utama penyembahan terhadap Anat berpusat di kota kuno Ugarit. Dia dipuja selama kurun waktu 2000 SM hingga 200 M. Anat yang juga merupakan saudari Baal, biasanya digambarkan dengan arca atau lukisan telanjang dengan gambar menyolok pada payudara dan alat kelaminnya yang juga menggambarkan perananya sebagai dewi kesuburan.
Shalem


Shalem dikenal sebagai dewa bintang senja. Bintang senja adalah planet Venus yang tampak di ufuk barat ketika matahari terbenam. Dia juga dikenal dengan perenung siang dan yang tak tergoyahkan. Dia berkaitan dengan bintang senja dan berpasangan dengan Shahar yang berhubungan dengan bintang fajar. Dua dewa ini disebut denga “penguasa langit” dan merupakan padanan dari dewa yunani Castor dan Pollux. Namanya muncul di kata Yerusalem “fondasi shalem”, dan pada nama dua orang putera Daud, Absalom “Ayahnya adalah Shalem” dan Solomon “Kepunyaan Shalem”.
Kekasih Shalem adalah Shulmitu atau Shlmanitu merujuk kepada teks Assyria sebagi”Ishtar dari Yerusalem”. Dua nama ini dikatakan berkaitan erat dengan kisah dua pecinta dalam kitab kidung agung. Banyak yang meyakini bahwa kidung agung merupakan kisah yang disandarkan pada Solomon namun pada kenyataanya merupakan puisi cinta antara dua orang dewa Kanaan.

Shachar


Shachar dikenal sebagai dewa bintang fajar. Dia juga merupakan dewa perang dan dea fajar. Namanya disebutkan dalam Kitab Yesaya sebagai Bapa dari Helel, Pembawa Cahaya (Helel Ben Shachar). Tidak diketahui kapan dewa ini dipuja, namun yang jelas dia merupakan jajaran dari dew di kuil Ugarit kota ini ada selama kurun waktu 1450 SM sampai dengan 1200 SM.
Resheph


Reseph merupakan dewa perang dan dewa wabah. Reseph merupakan dewa yang berasal dari Syria dan disembah oleh orang Kanaan, Funisia, dan Mesir. Dewa Resheph sepadan dengan dewa Yunani Apollo. Di Sumeria dia dikenal dengan nama Nergal. Istrinya adalah Allat, dewi dunia bawah. Tidak diketahui kapan dia disembah namun dewa ini masuk ke mesir pada abad 16 SM. Penyembahana terhadapnya masih berlangsung di zama Helenia dimana dia juga disembah disamping Apollo.
Allatu


Allatu adalah dewi dunia bawah. Bangsa Sumeria menyebutnya dengan Ereshkigal, sepadan denga dewi Minerva dari Romawi. Dia disembah di Nabatea, Kartgea, Sumeria dan sekitar Funisia. Kapan tepatnya dia disembah tidak diketahui, namun kuilnya dihancurkan di Arab oleh Nabi Muhammad pada tahun 630 M.
El Shaddai


El Shaddai adalah dewa gunung. Dia juga dikenal dengan sebutan Ilah Ibrahim dan dewa gurun pasir. Dia juga dikenal sebgaia penghancur dan maha kuasa. Dewa ini disembah di kota Amorit Shaddai di Syria. Alkitab menyebutkan bahwa Ibrahim menyembah dan berbicara dengan dewa ini. Bukti menunjukkan bahwa Yahwe merupakan dewa kuno El Shaddai ini. Dewa ini berperang penting pada bangsa Israel kuno.
 Baca lanjutannya di sini
Chemosh  
 
Chemos merupakan dewa sesembahan bangsa Moab, wilayah disebelah timur Laut mati dan membentang menuju wilayah utara perbatasannya. Dewa Chemos merupakan dewa perang dan pelindung bangsa Moab yang merupakan kerabat bangsa Ibrani melalui garis keturunan Lut. Dia merupakan padanan dari Dewa Shamash sesembahan bangsa Mesopotamia.  Seiring dengan masuknya pengaruh Yunani ke wilayah ini kultus penyembahan terhadap Dewa Moab diganti dengan kultus penyembahan terhadap Dewa Ares yang juga merupakan Dewa Perang bangsa Yunani. Akan tetapi penyembahan terhadap Dewa Kemos tidak serta merta hilang, kultus penyembahan terhadap dewa ini berpindah ke wilayah kerajaan  Suku Arab Nabatea yang memerintah di Petra.
Moloch


Moloch yang juga dikenal dengan sebutan Molekh, Molok, Molek, Molock, Melech, Milcolm, atau Molcom merupakan dewa tertinggi bangsa Ammon yang merupakan dewa matahari, perang dan api. Orang-orang Ammon menyembah dewa ini dengan cara mempersembahkan anak-anak mereka ke dalam kobaran api. Persembahan seperti ini merupakan korban yang lumrah dalam tradisi paganisme dalam ritual penyucian atau menolak malapetaka. Moloch juga merupakan dewa yang cukup populer di kalangan bangsa Israel kuno dimana mereka dilarang untuk melakukan “persundalan dengan Moloch” dan memberikan anak-anak mereka untuk dikorbankan untuknya.

Shapash


Shapash adalah Dewi Matahari yang disembah oleh orang-orang Funisia. Dia juga dikenal dengan julukan Suluh Para Dewa, Shapshu, Sapas, Shapas, dan Shapash Si Pucat. Dia mempunyai penghilahatan yang jauh, dan seringkali mengemban tugas  yang diberikan oleh El atau Anat, bertindak sebagai  utusan mereka. Seperti Hermes dalam mitologi Yunanu, Shapash juga merupakan pemandu ruh-ruh orag-orang mati menuju dunia bawah. Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa suatu ketika Shapash turun ke dunia bawah menyelematkan Ba’al dari Mavet, dewa kematian, dan mengembalikannya kepada Anat, dewi perang.
Mot


Mot adalah Dewa kematian berasal dari wilayah utara negeri-negeri Mediterania bagian timur. Dewa ini telah disembah sejak zaman purbakala hingga menjelang 200 SM sekitar masa-masa Raja Antiokh III menaklukkan wilayah Mediterania timur. Kultus Mot kemungkinan berpusat di Byblos, dan bangsa Funisia juga mengenalnya dengan nama Muth dan Mavet. Dia juga Dewa Kemalangan atau Malapetaka serta Dewa Kemandulan.  Mot tinggal di dalam jurang perut bumi dan bertanggung jawab atas kegersangan yang menimpa bumi karena kemarau panjang. Dia juga terlibat pertarungan dengan pahlawan-pahlawan dan dewa bangsa Kanaan, Baal. Meskipun dalam duel itu Baal dikalahkan, kematianya dibalaskan oleh saudarinya, Anat, yang membunuh Mot, kemudian memotong-motong tubuhnya, membakar, dan menggilingnya dengan batu gerinda, nantinya menjadi ritual yang berhubungan dengan penanaman benih dan panen. Baal kembali hidup namun tujuh tahun setelah kebangkitannya, dia kembali bertarung dengan Mot. Tidak ada yang dikalahkan dalam pertarungan itu, namun Mavet mengalah atas permintaan Shapash dan menyatakan Baal sebagai Raja Para Dewa. Konflik ini merupakan dasar dari drama ritual tahunan pada tahun baru Kannaan yang digelar ketika musim dingin. Dalam sebuah teks disebutkan bahwa Mot merupakan putera dari El dan Asyera.
Yam


Dewa laut bangsa Semit yang juga dikenal dengan Yam Nahar Penguasa Air. Namanya berarti Laut-Sungai. Dia juga merupakan dewa bangsa Syria yang disebutkan dalam naskah papirus Mesir sebagai lambang kesewanangan para dewa lainnya. Yamm dikalahkan oleh Baal. Pertama kali dia diangkat oleh El sebagai raja para dewa dan memerintah sebagai Tiran para dewa. Baal akhirnya memberontak melawannya.
Ishat

    Ishat adalah Dewi api bangsa Funisia, yang juga dijuluki “Pesundal para Dewa”. Dia disebutkan dalam epos Baal sebagai salah seorang musuh dewa yang dikalahkan oleh Anat, Dewi perang.
Arsh

    Arsh, kesayangan para dewa dilukiskan sebagai pelayan Yamm, Dewa laut. Dia merupakan musuh Baal dan dikalahkan oleh Anat. Tidak diketahui apakah ada kultus untuk Arsh, atau dia hanya muncul pada epos Baal saja.


Baca lanjutannya di sini

Pengunjung Blog

Komentar Terbaru

My Blog Rank

SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Advertisement

Blog Archive

Translate

Popular Posts

Visitors

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Followers